12/27/2012

SONDIR




                
Sondir
             Sondir adalah alat berbentuk silindris dengan ujungnya berupa konus. Sondir ada dua macam, yang pertama adalah sondir ringan dengan kapasitas 0-250 kg/cm² dan yang kedua adalah sondir berat dengan kapasitas 0-600 kg/cm². Jenis tanah yang cocok disondir dengan alat ini adalah tanah yang tidak banyak mengandung batu.
                                     
           Dalam uji sondir, stang alat ini ditekan ke dalam tanah dan kemudian perlawanan tanah terhadap ujung sondir (tahanan ujung) dan gesekan pada silimur silinder diukur. Alat ini telah lama di Indonesia dan telah digunakan hampir pada setiap penyelidikan tanah pada pekerjaan teknik sipil karena relatif mudah pemakaiannya, cepat dan amat ekonomis.
            Sesungguhnya alat uji sondir ini merupakan representase atau model dari pondasi tiang dalam skala kecil. Teknik pendugan lokasi atau kedalaman tanah keras dengan suatu batang telah lama dipraktekan sejak zaman dulu. Versi mula-mula dari teknik pendugaan ini telah dikembangkan di Swedia pada tahun 1917 oleh Swedish State Railways dan kemudian oleh Danish Railways tahun 1927. Karena kondisi tanah lembek dan banyaknya penggunaan pondasi tiang, pada tahun 1934 orang-orang Belanda memperkenalkan alat sondir sebagaimana yang kita kenal sekarang (Barentseen, 1936).
            Metode ini kemudian dikenal dengan berbagai nama seperti: Static Penetration Test atau Quassi Static Penetration Test, Duch Cone Test dan secara singkat disebut sounding saja yang berarti pendugaan. Di Indonesia kemudian dinamakan sondir yang diambil dari bahasa Belanda.
            Uji sondir saat ini merupakan salah satu uji lapangan yang telah diterima oleh para praktisi dan pakar geoteknik. Uji sondir ini telah menunjukkan manfaat untuk pendugaan profil atau pelapisan (stratifikasi) tanah terhadap kedalaman karena jenis perilaku tanah telah dapat diindentifikasi dari kombinasi hasil pembacaan tahanan ujung dan gesekan selimutnya.
            Besaran penting yg diukur pada uji sondir adalah perlawanan ujung yg diambil sebagai gaya penetrasi per satuan luas penampang ujung sondir (qc). Besarnya gaya ini seringkali menunjukkan identifikasi dari jenis tanah dan konsistensinya. Pada tanah pasiran, tahanan ujung jauh lebih besar daripada tanah butiran halus.
            Apa hubungan kuat dukung tanah dengan data sondir (qc).  Anda dapat melihat hubungan nilai tahanan konus (qc) terhadap konsistensi tanah, sebagai berikut ini. Untuk tanah yang sangat lunak nilai qc < 5 kg/cm2, lunak 5-10 kg/cm2, teguh 10-20 kg/cm2, kenyal 20-40 kg/cm2, sangat kenyal 40-80 kg/cm2, keras 80-150 kg/cm2, dan sangat keras > 150 kg/cm2.
Sebab alat sondir semakin populer di Dunia
Sebab-sebab alat sondir semakin populer penggunaannya di dunia adalah :
1.      Merupakan jenis uji yang cukup ekonomis dan dapat dilakukan ulang dengan hasil yang relatif sama.
2.      Tidak bergantung pada kesalahan operator atau kesalahan operasi alat.
3.      Perkembangan yang semakin canggih pada penggunaan sondir listrik dan elektronik, yaitu : Batu pori untuk mengukur tekanan air pori pada saat penetrasi sondir ke dalam tanah, Sondir dilengkapi dengan stress cell dibagian belakang konus untuk mengukur tekanan lateral tanah selama dan setelah penetrasi, Perambatan gelombang pada tanah diujung konus (seismic cone) sehingga dapat diperkirakan parameter dinamis tanah.
4.      Korelasi empiris semakin baik dan andal.
5.      Kebutuhan untuk pengujian di lapangan (insitu test) untuk mengatasi tanah-tanah yang sulit diambil sampelnya seperti tanah lembek dan tanah pasir.
Keuntungan Alat Sondir:
  • Dapat dengan cepat menentukan lapisan tanah keras.
  • Dapat diperkirakan perbedaan lapisan
  • Dapat digunakan pada lapisan berbutir halus
Kerugian Alat Sondir :
  • Jika terdapat batuan lepas biasa memberikan indikasi lapisan keras yang salah.
  • Jika alat tidak lurus dan tidak bekerja dengan baik maka hasil yang diperoleh bisa merugikan.
Peralatan Tes Sondir
1.      Mesin sondir ringan ( 2 ton ) atau mesin sondir berat ( 10 ton )
2.      Seperangkat pipa sondir lengkap dengan batang dalam, sesuai kebutuhan dengan panjang masing-masing 1 meter.
3.      Manometer masing-masing 2 buah dengan kapasitas: untuk sondir ringan menggunakan 0 – 50 kg/cm² dan 0 – 250 kg/cm² untuk sondir berat menggunakan 0 – 50 kg/cm² dan    0 – 600 kg/cm².
4.      Konus dan Bikonus
5.      Empat buah angker dengan perlengkapan ( Angker daun dan spiral )
6.      Kunci-kunci pipa, alat-alat pembersih, oli, dan minyak hidrolik.
Langkah Kerja
1.       Menentukan lokasi yang permukaannya datar
2.      Memasang empat buah angker ke dalam tanah dengan memutarnya menggunkan kunci pemutar angker (kunci T). kemudian memasang 2 pelat persegi yng memanjang di saming angker. Jarak antar angker dan jarak kedua pelat disesuaikan dengan ukuran mesin sondir.
3.      Memasang mesin sondir tegak lurus dan perlengkapannya pada lokasi pengujian, yang diperkuat dengan pelat besi pendek untuk menjepit mesin dan diperkuat dengan mor pengunci angker yang dipasang ke dalam tanah.
4.      Memasang Traker,tekan stang dalam. Pada penekanan pertama ujung konus akan bergerak ke bawah sedalam 4 cm, kemudian manometer dibaca yang menyatakan perlawanan ujung. Pada penekanan berikutnya konus dan mantelnya bergerak 4cm.Nilai pada manometer yang terbaca adalah nilai tekanan ujung dan perlawanan lekat.
5.      Menekan stang luar sampai kedalaman baru, penekanan stang dilakukan sampai setiap kedalaman tambahan sebanyak 20 cm.
6.      Melakukan hal yang sama dengan langkah kerja di atas sampai pembacaan manometer tiga kali berturut-turut menunjukkan nilai ≥150 kg/cm2 dan jika penekanan mesin sondir sudah mencapai maksimalnya atau dirasa telah mencapai tanah keras, maka pengujian ini dapat dihentikan.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Interpretasi Sondir
1. Konfigurasi dan ukuran alat sondir
Bentuk ujung sondir memberikan pengaruh yang amat besar terhadap tahanan konus. Sondir dengan ujung konus yang lebih lancip dapat memberikan perlawanan konus (qc) yang lebih kecil. Ukuran sondir memberikan pengaruh tahanan ujung khususnya pada tanah pasiran. Sondir standar digunakan adalah sondir dengan sudut ujung konus sebesar 600 dan mempunyai luas proyeksi 10 Cm²
2. Tegangan vertikal dan lateral tanah
Tegangan vertikal dan lateral tanah memberikan pengaruh amat besar pada tanah pasiran.
3. Kecepatan Penetrasi dan Metoda Penetrasi
Kecepatan penetrasi memberikan pengaruh pada besarnya tekanan air pori pada tanah lempung sehingga menunjukkan tekanan air pori yang besar sekali. Oleh sebab itu pengujian ini harus distandarisasi terhadap kecepatan penetrasi yaitu 2 Cm/det. Metoda yang umum dipakai adalah metoda statik, yaitu konus ditekan secara perlahan-lahan ke dalam tanah.
4. Kompressibilitas, sementasi dan ukuran partikel
Kompresibilitas pada tanah pasir memberikan pengaruh yang amat besar terhadap tahanan ujung dan gesekan selimut sondir. Pasir kwarsa memiliki tahanan ujung yang besar dan rasio gesekan kecil (Rf=0,5 %). Sedangkan untuk pasir karbonan yang amat kompressibel memberikan tahanan ujung kecil dan ratio gesekan yang besar (Rf=3 %).
Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum sondir, maka dapat disimpulkan bahwa :
  • Nilai perlawanan konus pada kedalaman 2,00 m sebesar 100 kg/cm2 dan jumlah    perlawanan sebesar 140 kg/cm2.
  • Sondir dihentikan pada kedalaman 2,00 m sebelum manometer menunjukkan 150 kg/cm2 karena alat sondir sudah terangkat